RUKUN IMAN YANG KE 5 Beriman kepada Hari Kiamat (Akhir) Beriman kepada Hari Akhir
artinya meyakini dengan teguh
apa yang diberitakan oleh Allah
dalam kitabNya dan apa yang
disampaikan oleh Rasulullah saw
dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah
mati, mulai fitnah kubur, azab
dan nikmat kubur dan
seterusnya sampai surga dan
neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah
rukun iman yang kelima dari
enam rukun iman. Di dalam al-
Qur`an dan di dalam hadits
beriman kepada Hari Akhir sering
digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang
tidak beriman kepada Hari Akhir
tidak mungkin beriman kepada
Allah, orang yang tidak beriman
kepada Hari Akhir tidak akan
beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari
Akhir dan ada ketakutan
terhadap azab di Hari akhir, jika
dia tidak beriman kepadanya
maka dia seperti orang-orang
yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
“Dan mereka berkata,
‘Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja,
kita mati dan kita hidup dan
tidak ada yang akan
membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang
itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja.” (Al-
Jatsiyah: 24).
Hari Akhir disebut demikian sebab
tidak ada hari setelahnya. Perlu
diketahui bahwa al-Qur`an
menetapkan lima fase yang dilalui
oleh setiap orang: fase
ketiadaan, fase alam rahim, fase dunia, fase alam Barzakh dan
yang terakhir adalah alam
akhirat. Fase pertama ditetapkan oleh
firman Allah,
“Bukankah telah
datang atas manusia satu waktu
dari masa, sedang dia ketika itu
belum merupakan sesuatu yang
dapat disebut?” (Al-Insan: 1).
“Mengapa kamu kafir kepada
Allah, padahal kamu tadinya mati,
lalu Allah menghidupkan
kamu.” (Al-Baqarah: 28).
Fase kedua ditetapkan oleh
firman Allah,
“Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga
kegelapan.” (Az-Zumar: 6).
“Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami
tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan.” (Al-Haj:
5).
Fase ketiga ditetapkan oleh
firman Allah,
“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (An-Nahl: 78).
“Kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatu
pun yang dahulunya telah
diketahuinya.” (Al-Haj: 5). Fase ketiga ditetapkan oleh
firman Allah,
“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (An-Nahl: 78).
“Kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatu
pun yang dahulunya telah
diketahuinya.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ini adalah fase ujian,
ia merupakan tolak ukur
kebahagiaan dan kesengsaraan
untuk fase selanjutnya. Firman
Allah,
“Yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia
Mahaperkasa lagi Maha
Pengampun.” (Al-Mulk: 2).
Fase keempat ditetapkan oleh
firman Allah,
“Agar aku berbuat
amal yang shalih terhadap yang
telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampal hari mereka
dibangkitkan.” (Al-Mukminun:
100). Fase kelima merupakan tujuan
akhir, ia ditetapkan oleh firman
Allah,
“Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan mati.
Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di Hari Kiamat.” (Al-
Mukminun: 15-16).
Dalil yang menetapkan kewajiban
beriman kepada Hari Akhir
berjumlah banyak, ada yang
bersifat umum dan ada yang
bersifat khusus. Yang pertama
hadir dalam bentuk perintah beriman kepada Hari akhir dan
penetapan bahwa beriman
kepada Hari Akhir termasuk sifat
orang-orang yang beriman. Yang
kedua tentang penetapan
terhadap sebagian perkara hari Akhir seperti kebangkitan, hisab,
pembagian buku catatan amal
dan lain-lain. Dalil yang pertama seperti firman
Allah,
“Sesungguhnya orang-
orang mukmin, orang-orang
Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar- benar beriman kepada Allah, Hari
Kemudian dan beramal shalih,
mereka akan menerima pahala
dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 62).
“Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah,
Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al-
Baqarah: 177). Sabda Nabi saw,
ِﻪِﺒُﺘُﻛَﻭ ِﻪِﺘَﻜِﺋَﻼَﻣَﻭ ِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﻦِﻣْﺆُﺗ ْﻥَﺃ
َﻦِﻣْﺆُﺗَﻭ ِﺮِﺧَﻷﺍ ِﻡْﻮَﻴﻟﺍَﻭ ِﻪِﻟْﻮُﺳَﺭَﻭ
ِﻩِّﺮَﺷَﻭ ِﻩِﺮْﻴَﺧ ِﺭَﺪَﻘﻟﺎِﺑ .
“Engkau beriman kepada Allah,
para malaikatNya, kitab-
kitabNya, para rasulNya, kepada
Hari Akhir dan engkau beriman
kepada takdir, yang baik maupun
yang buruk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalil yang kedua seperti firman
Allah tentang kebangkitan,
“Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka
sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah, ‘Memang, demi Tuhanku, benar-
benar kamu akan dibangkitkan,
kemudian akan diberitakan
kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.’ Yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.” (At- Taghabun: 7).
Firman Allah tentang hisab dan
pembagian buku catatan,
“Hai
manusia, sesungguhnya kamu
telah bekerja dengan sungguh-
sungguh menuju Tuhanmu, maka
pasti kamu akan menemuiNya. Adapun orang yang diberikan
kitabnya dari sebelah kanannya,
maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah, dan
dia akan kembali kepada
kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Adapun orang-orang yang
diberikan kitabnya dari belakang,
maka dia akan berteriak,
‘Celakalah aku.’ Dan dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Al-
Insyiqaq: 6-12).
Di antara perkara pokok yang
menjadi pertentangan antara
Rasulullah saw dengan
masyarakat jahiliyah adalah
kehidupan sesudah kematian.
Masyarakat jahiliyah menganggap mustahil dan tidak
nalar kalau jasad yang sudah
habis dimakan tanah dihidupkan
kembali. Di dalam al-Qur`an Allah
menyampaikan ucapan-ucapan
mereka yang mengungkapkan pengingkaran mereka terhadap
kehidupan setelah kematian.
Firman Allah,
“Mereka berkata,
‘Apakah betul, apabila kami
telah mati dan kami telah
menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya
kami benar-benar akan
dibangkitkan ? Sesungguhnya
kami dan bapak-bapak kami
telah diberi ancaman (dengan) ini
dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu
kala!” (Al-Mukminun: 82-83).
“Apakah kami setelah mati dan
setelah menjadi tanah (kami
akan kembali lagi)? Itu adalah
suatu pengembalian yang tidak
mungkin.” (Qaaf: 3). Penyair mereka berkata,
ٌﺮْﺸَﺣ َّﻢُﺛ ٌﺚْﻌَﺑ َّﻢُﺛ ٌﺕﻮَﻣﺃ ﻭٍﺮْﻤَﻋ َّﻡُﺃ ﺎَﻳ ٍﺔَﻓﺍَﺮُﺧ ُﺚْﻳِﺪَﺣ
Karena kuatnya pengingkaran
mereka terhadap kebangkitan
sesudah kematian maka al-
Qur`an menyanggah dan
meyakinkan mereka dengan
metode:
Al-Qur`an menetapkan kodrat
dan kekuasaan Allah dalam
menciptakan makhluk-makhluk
yang besar lagi agung.
Selanjutnya al-Qur`an
menetapkan jika Allah berkuasa menciptakan makhluk-makhluk
tersebut lalu apa yang
menghalangi Allah untuk
menghidupkan orang mati di
mana ia lebih mudah? Firman
Allah,
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
sesungguhnya Allah yang
menciptakan langit dan bumi dan
Dia tidak merasa payah karena
menciptakannya, kuasa
menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya
dia Mahakuasa atas segala
sesuatu.” (Al-Ahqaf: 33)
. “Sesungguhnya penciptaan
langit dan bumi lebih besar
daripada penciptaan manusia
akan tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.” (Ghafir: 57).
Al-Qur`an menetapkan bahwa
Allah menciptakan manusia yang
sebelumnya dalam ketiadaan,
selanjutnya al-Qur`an
menetapkan jika Allah mampu
menciptakan manusia dari ketiadaan niscaya lebih mudah
bagiNya mengembalikan manusia
yang sebelumnya telah ada
karena siapa pun mengetahui
bahwa mengembalikan yang
sudah ada lebih mudah daripada menciptakan dari ketiadaan.
Firman Allah,
“Dan Dia-lah yang
menciptakan (manusia) dari
permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan)
nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah
bagiNya. Dan bagiNya-lah sifat
yang Mahatinggi di langit dan di
bumi; dan Dia-lah yang
Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” (Ar-Rum: 27).
“Dan ia membuat perumpamaan
bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiannya; ia berkata,
‘Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang belulang
yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya
kali yang pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala
makhluk.” (Yasin: 78-79).
Al-Qur`an mengajak manusia
melihat kepada bumi yang mati
lalu Allah menurunkan air dari
langit dan menghidupkan bumi.
Bukankah ini adalah
menghidupkan setelah kematian? Firman Allah, “Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh- tumbuhan yang indah.” (Al-Haj:
5).
“Dan yang menurunkan air dari
langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu kami hidupkan
dengan air itu negeri yang mati,
seperti itulah kamu akan
dikeluarkan (dari dalam kubur) .” (Az-Zukhruf: 11).
Al-Qur`an menetapkan peistiwa-
peristiwa penghidupan sebagian
orang yang mati di dunia ini
sebagai bukti tidak
terbantahkan akan kekuasaan
Allah dalam menghidupkan setelah mematian. Firman Allah,
“Dan (ingatlah), ketika kamu
membunuh seorang manusia lalu
kamu saling tuduh menuduh
tentang itu. Dan Allah hendak
menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami
berfirman, ‘Pukullah mayat itu
dengan sebagian anggota sapi
betina itu. Demikianlah Allah
menghidupkan kembali orang-
orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-
tanda kekuasaannya agar kamu
mengerti.” (Al-Baqarah: 72-73).
“Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang
yang ke luar dari kampung
halaman mereka, sedang mereka
beribu-ribu (jumlahnya) karena
takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka, ‘Matilah
kamu,’ kemudian Allah
menghidupkan mereka.
Sesungguhnya Allah mempunyai
karunia terhadap manusia tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Al-Baqarah: 243). Tanda-Tanda Hari Kiamat Tanda-tanda kiamat adalah
alamat kiamat yang menunjukkan
akan terjadinya kiamat tersebut.
Dan tanda-tanda kiamat ada
dua: tanda-tanda kiamat besar
dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah :
tanda yang datang sebelum
kiamat dengan waktu yang
relatif lama, dan kejadiannya
biasa, seperti dicabutnya ilmu,
dominannya kebodohan, minum
khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain.
Terkadang sebagiannya muncul
menyertai tanda kiamat besar
atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah :
perkara yang besar yang muncul
mendekati kiamat yang
kemunculannya tidak biasa
terjadi, seperti muncul Dajjal,
Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj,
terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat
tentang permulaan yang muncul
dari tanda kiamat besar. Tetapi
Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat
dari sejumlah berita tanda-tanda
kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda
kiamat besar, dengan terjadinya
perubahan secara menyeluruh di
muka bumi. Dan diakhiri dengan
wafatnya Isa a.s. Sedangkan
terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda
kiamat besar yang
mengakibatkan perubahan
kondisi langit. Dan berakhir
dengan terjadinya kiamat.” Ibnu
Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit
matahari dari barat, maka
tertutuplah pintu
taubat.” (Fathul Bari) Tanda-Tanda Kiamat Kecil Tanda-tanda kiamat kecil terbagi
menjadi dua: Pertama, kejadian
sudah muncul dan sudah selesai;
seperti diutusnya Rasulullah saw.,
terbunuhnya Utsman bin ‘Affan,
terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman.
Kedua, kejadiannya sudah muncul
tetapi belum selesai bahkan
semakin bertambah; seperti
tersia-siakannya amanah,
terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan,
banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat
kecil adalah: 1. Diutusnya Rasulullah saw Jabir r.a. berkata, ”Adalah
Rasulullah saw. jika beliau
khutbah memerah matanya,
suaranya keras, dan penuh
dengan semangat seperti
panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan
pagi dan sore kalian.’ Beliau
melanjutkan, ‘Aku diutus dan
hari Kiamat seperti ini.’
Rasulullah saw. mengibaratkan
seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR
Muslim) 2. Disia-siakannya amanat Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi
saw. berada dalam suatu majelis
sedang berbicara dengan
sahabat, maka datanglah orang
Arab Badui dan berkata, “Kapan
terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan
pembicaraannya. Sebagian
sahabat berkata, “Rasulullah
saw. mendengar apa yang
ditanyakan tetapi tidak
menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata
sebagian yang lain, “Rasul saw.
tidak mendengar.” Setelah
Rasulullah saw. menyelesaikan
perkataannya, beliau bertanya,
“Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui
itu, ”Saya, wahai Rasulullah
saw.” Rasulullah saw. Berkata,
“Jika amanah disia-siakan, maka
tunggulah kiamat.” Bertanya,
“Bagaimana menyia- nyiakannya?” Rasulullah saw.
Menjawab, “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan
ahlinya, maka tunggulah kiamat.”
(HR Bukhari) 3. Penggembala menjadi
kaya Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril
tentang tanda-tanda kiamat, lalu
beliau menjawab,
“Seorang
budak melahirkan majikannya,
dan engkau melihat orang-orang
yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin,
penggembala binatang berlomba-
lomba saling tinggi dalam
bangunan.” (HR Muslim) 4. Sungai Efrat berubah
menjadi emas Dari Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak
akan terjadi kiamat sampai
Sungai Eufrat menghasilkan
gunung emas, manusia berebutan
tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan
setiap orang dari mereka
berkata, ”Barangkali akulah
yang selamat.” (Muttafaqun
‘alaihi) 5. Baitul Maqdis dikuasai
umat Islam ”Ada enam dari tanda-tanda
kiamat: kematianku (Rasulullah
saw.), dibukanya Baitul Maqdis,
seorang lelaki diberi 1000 dinar,
tapi dia membencinya, fitnah
yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian
menjemput manusia seperti
kematian pada kambing dan
khianatnya bangsa Romawi,
sampai 80 poin, dan setiap poin
12.000.” (HR Ahmad dan At- Tabrani dari Muadz). 6. Banyak terjadi
pembunuhan Dari Abu Hurairah r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tiada
akan terjadi kiamat, sehingga
banyak terjadi haraj.. Sahabat
bertanya apa itu haraj, ya
Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah
pembunuhan, pembunuhan.” (HR
Muslim) 7. Munculnya kaum Khawarij Dari Ali ra. berkata, saya
mendengar Rasulullah saw.
bersabda, “Akan keluar di akhir
zaman kelompok orang yang
masih muda, bodoh, mereka
mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya
sampai di tenggorokan mereka.
Mereka keluar dari agama
seperti anak panah keluar dari
busurnya. Di mana saja kamu
jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan
mendapat pahala di hari
Kiamat.” (HR Bukhari). 8. Banyak polisi dan
pembela kezhaliman “Di akhir zaman banyak polisi di
pagi hari melakukan sesuatu
yang dimurkai Allah, dan di sore
hari melakukan sesutu yang
dibenci Allah. Hati-hatilah engkau
jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani) 9. Perang antara Yahudi
dan Umat Islam Dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak
akan terjadi kiamat sehingga
kaum muslimin berperang dengan
yahudi. Maka kaum muslimin
membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di
belakang batu-batuan dan
pohon-pohonan. Dan berkatalah
batu dan pohon, ‘Wahai muslim,
wahai hamba Allah, ini yahudi di
belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad
karena ia adalah pohon
Yahudi.” (HR Muslim) 10. Dominannya Fitnah Dari Abu Hurairah r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak
akan terjadi kiamat, sampai
dominannya fitnah, banyaknya
dusta dan berdekatannya
pasar.” (HR Ahmad).